Agam Muhammad (26) mengenang saat-saat terakhir bersama ayahnya, Ilyas Abdurrahman (48), yang meninggal dunia setelah ditembak oleh seorang oknum TNI di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak.
Meskipun sudah dalam kondisi lemah akibat luka tembak di dadanya, Ilyas masih berusaha menenangkan Agam. Dengan tangan menekan luka di dada, ia mengatakan kepada anaknya bahwa dirinya baik-baik saja.
“Ayah bilang, ‘Ayah enggak apa-apa,’ sambil memegang luka di dadanya. Ayah itu sosok yang kuat, enggak pernah minta tolong,” ujar Agam dengan penuh emosi.
Ilyas sempat dibawa ke RSUD Balaraja, tetapi nyawanya tidak dapat diselamatkan. Agam menggambarkan ayahnya sebagai kepala keluarga yang tangguh dan pekerja keras.
“Saya sangat dekat dengan Ayah. Apa pun selalu bersama Ayah. Beliau adalah teman ngobrol, teman bisnis, semuanya saya lakukan bersama Ayah,” ungkapnya.
Peristiwa tragis ini bermula saat Ilyas, yang merupakan pemilik bisnis rental mobil, mencari keberadaan mobil Honda Brio yang disewa oleh seseorang bernama Ajat Sudrajat. Mobil tersebut diketahui dibawa kabur oleh Ajat, dan GPS kendaraan itu tidak lagi terdeteksi sejak 1 Januari 2025.
Ilyas bersama timnya akhirnya melacak mobil itu hingga ke Pandeglang, di mana mereka menemukan kendaraan tersebut di Pertigaan Saketi. Saat itu, mobil tersebut dikemudikan oleh seorang oknum TNI AL.
Ketika tiba di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak, terjadi cekcok antara Ilyas dan pelaku. Dalam kejadian tersebut, pelaku melepaskan lima tembakan, mengakibatkan Ilyas mengalami luka di dada dan tangan yang akhirnya merenggut nyawanya.