Pada tahun 2023, Bali mencatat 5,3 juta pengunjung internasional. Namun, pesona pantainya yang dulu murni kini tercemar oleh sekitar 303.000 ton sampah plastik. Menurut para ahli, pariwisata dan lingkungan Bali memiliki hubungan yang rapuh. Ekonomi Bali berkembang karena pariwisata yang bergantung pada kelestarian alamnya.
Dampak Berlebihnya Pariwisata
Kristin Winkaffe, pakar pariwisata berkelanjutan, menegaskan bahwa pariwisata yang berlebihan mengancam inti kehidupan masyarakat Bali. Ia memperingatkan, “Tanpa perubahan, kita bukan hanya kehilangan keindahan alam, tetapi juga identitas budaya Bali.”
Senada dengan itu, Marta Soligo, Asisten Profesor Di University Of Nevada, menyoroti fokus pariwisata pada pertumbuhan ekonomi jangka pendek, mengorbankan keberlanjutan. Ia juga menyebutkan dampak negatif pada kehidupan penduduk, seperti kenaikan biaya hidup, polusi, kemacetan, hingga hubungan yang renggang antara wisatawan dan warga lokal karena kurangnya rasa hormat.
Bali sebelumnya telah masuk dalam “No List” Fodor’s tahun 2020.
Destinasi Wisata Bermasalah.
Selain Bali, “No List” Fodor’s 2025 juga mencakup 14 destinasi lain, seperti Gunung Everest yang disoroti karena volume sampah, serta Barcelona, Mallorca, dan Kepulauan Canary yang menghadapi protes warga akibat pariwisata. Venesia dan Lisbon terdaftar karena penerapan biaya masuk wisatawan dan masalah perumahan.
Koh Samui, lokasi syuting serial HBO The White Lotus, juga dikhawatirkan akan mengalami keramaian berlebih, memperparah persoalan limbah dan sumber air. Beberapa tempat lain, seperti Kyoto, Tokyo, Kerala, dan Oaxaca, mulai menunjukkan tanda-tanda kewalahan akibat lonjakan pariwisata.
Fodor’s juga memperingatkan bahwa jalur wisata populer North Coast 500 di Skotlandia kini menghadapi kemacetan lalu lintas dan minimnya fasilitas memadai. Di Agrigento, Italia, peningkatan wisatawan dapat memperburuk krisis air di wilayah tersebut.
Tidak untuk Boikot, Tapi Kesadaran.
Meski memberikan daftar destinasi yang tidak dianjurkan, Fodor’s tidak mengusulkan boikot, karena dapat merugikan ekonomi lokal. Mereka justru menekankan pentingnya kesadaran akan masalah ini, sehingga dapat diambil langkah untuk meringankan dampaknya.
Daftar “No List” Fodor’s 2025:
- Bali, Indonesia
- Barcelona, Spanyol
- Mallorca, Spanyol
- Venesia, Italia
- Kepulauan Canary, Spanyol
- Lisbon, Portugal
- Koh Samui, Thailand
- Gunung Everest
- Agrigento, Italia
- Kepulauan Virgin Inggris
- Kerala, India
- Kyoto, Jepang
- Tokyo, Jepang
- Oaxaca, Meksiko
- North Coast 500, Skotlandia.